Sabtu, 27 Februari 2016

Rezekimu Takkan Pernah Tertukar

Hari sabtu adalah hari dimana UMB (Unuversitas Muhammadiyah Bengkulu) sering mengadakan acara kebersamaan. Kali ini acaranya diadakan di Stadion Olahraga Bengkulu. Masih dalam rangka serangkaian acara merayakan ulang tahun UMB yang ke 25. Hari ini adalah puncak penutupan dari serangkaian acara. Pagi-pagi sekali saya sudah beberes kos supaya bisa tepat waktu datang ke lokasi acara. Tapi entah kenapa jilbab yang saya kenakan tidak mau rapi. Berkali-kali saya coba tapi tetap saja tak mau rapi. Ya sudahlah akhirnya saya tarik jilbab lain yang agak-agak nyambung dengan warna bajunya UMB. Saya pun berangkat.

Acara kali ini pun dimeriahkan dengan senam bersama dan pembagian kupon doorprize. Saya yang "malas" olahraga hari ini dipaksa olahraga. Teriknya mentari tak mengalahkan semangat dan antusias teman-teman untuk terus bergerak sampai senam berakhir. Acara dilanjutkan dengan pembagian doorprize, satu persatu nomor disebutkan tak satupun nomor saya yang disebut. Pada detik-detik terakhir, tanpa disadari nomor saya yang disebut. Saya pun bergerak antusias menuju sumber suara. Selain itu juga ada pembagian buku gratis. Buku-buku islami yang tentu bagus isinya. Alhamdulillah saya pun kebagian tiga buku.

Hari sebelumnya saya sempat tak ingin datang ke acara. Tapi ada dorongan yang memaksa saya untuk pergi walau dengan jilbab yang agak tidak nyambung. Ternyata saya datang untuk menjemput rezeki saya. Ada bagian saya dalam acara itu. Begitulah jika rezeki kita, ia tidak akan tertukar. Jika memang sudah rezeki kita sekalipun kita berusaha mengelak ada-ada saja jalannya yang mengarahkan kita untuk menjemput rezeki kita. Lantas, patutkah kita melalaikan bahkan meninggalkan ketaatan kepada Allah demi mengejar-ngejar rezeki yang ternyata bukan untuk kita? 

Maka tetaplah taat kepada Allah menjalankan apa-apa yang diperintahkan kepada kita dengan ke ridha-an. Berusaha sholat diawal waktu, meluangkan waktu untuk membaca alquran, menghapalkannya dan berusaha mengamalkannya,Tetaplah mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan sekecil apapun itu. Sifat kita adalah seringkali lupa mensyukuri dan tak tampak nikmat-nikmat kecil yang Allah berikan. Tetaplah berikhtiar semaksimal kita untuk mencari rezeki kita di muka bumi ini. Bertawakal kepada Allah atas apa yang telah kita usahakan. Terakhir, bersedekahlah sebagai bentuk syukur kita karena pada harta kita ada hak orang lain. 
»»  Baca selengkapnya...

Jumat, 26 Februari 2016

Aku Ingin Kembali

Bengkulu-Kepahiang sudah menjadi rutinitas saya enam bulan terakhir ini. Biasanya saya berangkat dihari sabtu sore dari Bengkulu dan kembali ke Bengkulu dihari senin pagi. Tak jarang saya bertemu kabut ketika melintasi hutan lindung Kepahiang, dingin menusuk tapi setelahnya berganti hangatnya mentari pagi. Inilah yang paling saya sukai, langit biru dan hangatnya sinar mentari. Sinar mentari pagi seperti memberikan harapan dan semangat baru.

Selama perjalan sering kali saya bernyayi untuk mengusir sepi tapi tak satupun lagu yg mampu saya tuntaskan. Saya memang tak pandai bernyayi. Kadang saya juga membayangkan mimpi-mimpi indah yang membuat saya semakin bersemangat. Terakhir saya biasanya mencoba mengulang hapalan (muroja'ah) saya. Inilah yang paling saya sukai. Muroja'ah membuat perjalanan menjadi semakin menyenangkan dan terasa lebih berkah.

Kali ini entah mengapa, muroja'ah saya terasa berbeda. Ketika saya membaca al baqarah ayat 30 :
ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻟِﻠْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﺇِﻧِّﻲ ﺟَﺎﻋِﻞٌ ﻓِﻲ اﻷَْﺭْﺽِ ﺧَﻠِﻴﻔَﺔً ۖ ﻗَﺎﻟُﻮا
ﺃَﺗَﺠْﻌَﻞُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻦْ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻭَﻳَﺴْﻔِﻚُ اﻟﺪِّﻣَﺎءَ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﻧُﺴَﺒِّﺢُ ﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﻭَﻧُﻘَﺪِّﺱُ ﻟَﻚَ ۖ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﻻَ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Belum selesai saya membaca ayat ini tiba-tiba dada saya terasa sesak, pilu sekali dan seketika air mata saya mengalir. Menangis terisak-isak sedih sekali. Seketika saat-saat berkumpul dengan teman-teman sholehah yang begitu semangat menghapal alquran, saat-saat menyetor hapalan hadir dihadapan saya. Saya rindu rasanya ingin kembali hadir di majelis itu. Kesibukan saya, (lebih tepatnya sok sibuk) dan tak lagi berada dalam majelis quran telah membuat saya jauh dari alquran.  Saya semakin terisak, Ya Allah... hamba ingin kembali menghapal. Hamba ingin mutqin.
Sesampainya di kampus, ada pesan masuk di Facebook saya. " Sukses muttaqiin..." singkat namun terasa begitu kuat,bagai penguatan untuk kembali.
»»  Baca selengkapnya...

Selasa, 23 Februari 2016

Ini jalan hidupku, itu jalan hidupmu

Kita tak perlu bersedih ketika jalan hidup yang kita jalani tak seindah orang lain. Barangkali oranglain pun memandang sama seperti kita. Merasa hidupnya tak seindah hidup kita. Jalani saja hidup ini sebagaimana mestinya, usaha yang maksimal untuk hidup yang lebih baik diiringi dengan berdoa kepada Allah. Bagaimana hasilnya? pasrahkan saja kepada Allah. Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk kita. Allah penulis skenario hidup kita. setiap orang punya skenarionya sendiri.

»»  Baca selengkapnya...

Selasa, 26 Januari 2016

Setiap Hari Adalah Nilmat

alhamdulillah untuk setiap episode dalam hidup ini. Baik buruk, suka duka semuanya adalah bagian dari episode hidup kita. sudah selayaknya kita bersyukur atasnya. Janji Allah, jika kita bersyukur mkaja Allah akan menambah nikmat kita. Kita kadang kala sulit untuk bersyukur atas nikmat yang Allah beri. Kita sering kali tidak menyadarinya. Padahal ada banyak nikmat yang berlalu tanpa syukur kita. Bangun tidur memang sebuah rutinitas, tapi sebenarnya bisa untuk bangun kembali di pagi ini adalah sebuah kenikmatan yang sepatutnya kita syukuri, Kenapa? karena Allah sudah memberikan kita kesempatan untuk tetap hidup. Kenikmatan ini hendaknya bisa kita gunakan  untuk memperbaiki diri kita menjadi lebih baik lagi. Ya... Menjadi lebih baik. Bismillah...



»»  Baca selengkapnya...

Sabtu, 11 Juli 2015

Ingin punya anak yang hafal Al Qur’an? Ini caranya

Ada rasa haru tiap kali melihat balita tapi sudah memiliki hapalan alquran. Tak tanggung-tanggung hapalannya bukan hanya 1 juz tapi lebih. Saya lalu bertanya, "Ya Allah... dikasih makan apa anak-anak itu?". Saya pun berharap nantinya bisa punya anak-anak yg mencintai alquran. Allah menjawab pertanyaan saya lewat sebuah postingan teman di salah satu grup whatsApp. Berikut isinya... 

Ingin punya anak yang hafal Al Qur’an? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi. Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Qur’an:

1. Banyak Tilawah
Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Qur’an sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.
2. Menghafal Al Qur’an
Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).
3. Berdoa
Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:
ﺭَﺏِّ ﺇِﻧِّﻲ ﻧَﺬَﺭْﺕُ ﻟَﻚَ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺑَﻄْﻨِﻲ ﻣُﺤَﺮَّﺭًﺍ ﻓَﺘَﻘَﺒَّﻞْ ﻣِﻨِّﻲ ﺇِﻧَّﻚَ
ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﺴَّﻤِﻴﻊُ ﺍﻟْﻌَﻠِﻴﻢُ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” 
(QS. Ali Imran: 35)


Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Qur’an. Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Qur’an pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Qur’an al Karim di Jeddah dan al Hai’ah al ‘Alamiyah li Ta’lim al Qur’an al Karim milik Rabithah al ‘Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia. Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Qur’an 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95. Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Qur’an 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.
Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi 3 hafiz termuda di dunia. Masya Allah…


*untuk kita-kita yang memiliki harapan yang sama cara di atas bisa juga dicoba ketika hamil nanti. Tak perlu menunggu hamil dulu, dari sekarang pun kita bisa mulai mempersiapkan diri. Ingin punya anak-anak yang mencintai Alquran, ibunya harus cinta Alquran juga. Banyaknya tilawah yang mampu kita lakukan di bulan Ramadhan ini semoga tetap terjaga sampai bulan-bulan berikutnya karena Allah mencintai amalan yang berkelanjutan.
»»  Baca selengkapnya...

Jumat, 10 Juli 2015

Jangan pernah kehilangan cita-cita

Buat kawan-kawan Para Penghafal Al-Qur'an...
Kita semua pernah punya mimpi.
Punya cita-cita.
Menjadi penghafal Qur'an.
Menjadi penjaga Al-Qur'an.
Menjadi Ahlul Qur'an.
Pada awalnya datang dengan agak malu-malu ke halaqoh Qur'an karena ingin bisa. Tapi sungkan juga karena merasa belum bisa.
Ingin kayak mereka, menjadi hafizh Qur'an.
Lalu datang tiap pekan.
Membaca Al-Qur'an menjadi nikmat. Hati menjadi lapang. Dan mimpi pun mulai terjalin. Janji mulai tercipta...
Ingin menjadi penghafal Al-Qur'an. Ingin menjadi ahlul Qur'an.
Lalu waktu terus berjalan. Belajar menjadi keharusan. Jadwal mengajipun ditetapkan. Baca Al-Qur'an dirutinkan.
Meski kemudian mulai berlomba dengan kesibukan...
Kalau tidak bertahan, mimpi akan terkikis pelan-pelan. Lalu lama-lama pudar. Akhirnya menyerah oleh keadaan.
"Saya nggak bisa."
"Saya nggak bakat."
"Saya malu mau bergabung lagi..."
***
Duhai jiwa... Jangan kalah oleh semangat setan. Mereka membangun mimpi mereka di atas dendam dan kebencian. Tapi ribuan tahun mereka tetap bertahan...
Sementara kita membangun mimpi ini di atas pondasi cinta.
Cinta kepada Allah...
Cinta Rasululah...
Maka buktikanlah bahwa ia lebih kuat dan lebih kokoh...
Target akhirnya adalah surga. Perjalanannya adalah sepanjang usia. Tidak masalah belajarnya di sini atau di sana. Yang penting esensinya sama.
Yang harus kita sesali adalah ketika kita berhenti. Tak melakukan kebaikan itu lagi. Kita mengubah waktu rutin kita menghafal Al-Quran dengan kegiatan yang tidak lebih baik darinya...
Padahal maut adalah pasti.
Dan surgaNya adalah kerinduan sejati...
***
Menghafal Qur'an bukan sekedar status sosial atau kegiatan pengisi waktu senggang.
Menghafal Qur'an adalah pekerjaan seorang Nabi.
Juga tugasnya Malaikat.
Menghafal Qur'an adalah tentang menjaga kalamullah. Di saat banyak orang meninggalkannya...
Menghafal Qur'an adalah usaha meniti anak tangga setingkat demi setingkat, menuju tingkatan surga yang tertinggi. Di mana di ujungnya kita akan bersama Rasulullah dan semua hamba Allah yang mulia.
Juga bertemu Dzat yang menciptakan langit, bumi dan semua yang ada di antara keduanya...
Adakah pertemuan yang lebih indah selain pertemuan dengan Allah di surga tertinggi sembari membawa kalamNya di lisan dan dalam hati?
***
Kelelahan adalah hal wajar dalam perjalanan. Istirahat sejenak. Lalu lanjutkan langkah.
Jangan berhenti, atau kita tidak akan sampai ke tempat tujuan...
Jangan pernah kehilangan cita-cita...
Atau hidup hanya sekadar menunggu mati...
Tetaplah semangat...
Dan senantiasa berdoa...
Semoga Allah meridhai kehidupan kita...
By : Ust. Abu Qawwam

»»  Baca selengkapnya...

Rabu, 01 Juli 2015

Membuat tempat kresek unik

Ada kresek yang berserakan di sekitar kita. Hampir setiap hari kita bertemu kresek. Salah satunya sebagai kantong tempat barang belanjaan kita. Jangan buru-buru membuang kresek yang ada karena si kresek itu masih bisa kita gunakan nantinya. Jika kresek tidak tersusun dengan baik, kita akan mengalami kesulitan saat akan menggunakannya. Untuk mempermudah, kita bisa membuatkan tempat khusus kresek. Eits.. jangan buru-buru berpikir mengeluarkan kocek untuk membeli wadah tempat kresek. Kita masih bisa berhemat. Saatnya kita memanfaatkan barang bekas yang ada di rumah. Kardus mie instan dan semacamnya dapat digunakan.

»»  Baca selengkapnya...